Oratio ante colligationem in interrete:
Omnipotens aeterne Deus, qui secundum
imaginem Tuam nos plasmasti et omnia bona, vera, et pulchra, praesertim in divina
persona Unigeniti Filii Tui Domini nostri Iesu Christi, quaerere iussisti,
praesta, quaesumus, ut, per intercessionem Sancti Isidori, Episcopi et
Doctoris, in peregrinationibus per interrete, et manus oculosque ad quae Tibi
sunt placita intendamus et omnes quos convenimus cum caritate ac patientia
accipiamus. Per Christum Dominum nostrum. Amen.
Doa sebelum
berselancar di internet:
Allah yang kekal dan kuasa, yang menciptakan kami
dalam rupa-Mu dan memanggil kami untuk mencari semua yang baik, benar, dan
indah, terutama di dalam pribadi ilahi Putra-Mu yang tunggal, Tuhan kami Yesus
Kristus, kami mohon, dengan pengantaraan Santo Isidorus, Uskup dan Pujangga
Gereja, supaya dalam perjalanan kami di internet kami mengarahkan tangan dan
mata kami kepada apa yang berkenan kepada-Mu dan memperlakukan semua orang yang
kami temui dengan kasih dan kesabaran. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Demikianlah doa
sebelum berselancar di internet yang dibuat oleh Romo John Zuhlsdorf dari
Amerika Serikat. Dalam doa tersebut, disebutkan nama seorang santo yaitu Santo
Isidorus yang berasal dari Sevilla. Siapakah Santo Isidorus dari Sevilla ini?
Santo Isidorus
dari Sevilla lahir di Cartagena, Spanyol, pada sekitar tahun 566. Santo
Isidorus adalah putra dari Severianus dan Theodora. Saudara laki-laki
tertuanya, Santo Leander, adalah Uskup Sevilla. Saudara laki-lakinya yang lain,
Santo Fulgentius, adalah Uskup Astigi. Sementara itu, saudara perempuannya,
Santa Florentina, adalah seorang biarawati dan memimpin lebih dari 40 biara
dengan lebih dari 1000 biarawati. Santo Isidorus adalah yang paling muda dari 4
bersaudara santo-santa ini.
Sejak kematian
ayahnya, Santo Isidorus muda dibimbing dan diajar oleh saudara tertuanya, Santo
Leander. Santo Isidorus muda sangat frustasi ketika ia tidak bisa belajar
secepat yang dikehendaki oleh Santo Leander. Ia kemudian kabur namun ketika ia
beristirahat di bawah sebuah pohon dan melihat tetesan-tetesan air jatuh
terus-menerus ke atas batu dan membuat lubang pada batu tersebut. Di sini,
Santo Isidorus menyadari bahwa bila ia tetap tekun dan berusaha keras untuk
belajar, ia pasti bisa menguasai pelajaran-pelajaran tersebut. Santo Isidorus
menjadi seorang yang rajin dan berhasil menguasai bahasa Latin, Yunani dan
Ibrani yang sangat penting untuk memahami Kitab Suci. Ia adalah salah seorang
terpintar di Sevilla. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam.
Setelah kematian
Santo Leander, Santo Isidorus dipilih menggantikannya sebagai Uskup Sevilla. Santo
Isidorus menjadi Uskup Sevilla pada masa orang-orang Visigoth, bangsa barbar,
menguasai penuh seluruh Spanyol. Orang-orang ini menganut ajaran sesat
Arianisme yang menolak keilahian Kristus dan membawa budaya barbarisme. Pada
masa itu pendidikan semakin menghilang oleh budaya barbarisme ini. Santo
Isidorus melihat pendidikan sebagai cara untuk meredam barbarisme sekaligus
membawa orang-orang Visigoth kembali ke ajaran yang benar. Pada Konsili Toledo
IV yang dimulai tanggal 5 Desember 633, Santo Isidorus ditunjuk memimpin konsili
tersebut oleh persetujuan bulat para uskup yang hadir. Konsili ini mendekritkan
seluruh keuskupan di Spanyol harus mendirikan seminari dan sekolah-sekolah
untuk mendorong pendidikan Kristiani bagi para imam dan awam. Disiplin religius
juga diteguhkan kembali. Berkat usaha promosi pendidikan yang dilakukan oleh
Santo Isidorus, orang-orang Visigoth berhasil ditobatkan dari ajaran sesat
arianisme dan akhirnya bersatu dengan Gereja Katolik. Budaya barbarisme mereka
pun menghilang. Santo Braulio, Uskup Zaragoza, menyebutkan Santo Isidorus
sebagai orang kudus yang diberikan oleh Allah untuk menyelamatkan orang-orang
Spanyol dari arus barbarisme yang mengancam peradaban Spanyol.
Mengenai
teologi, Kitab Suci dan Gereja Katolik; Santo Isidorus menulis banyak buku
seperti “De Veteri et Novo Testamento quastiones” yang berisi tanya jawab
mengenai Kitab Suci, "De fide catholica ex Veteri et Novo Testamento,
contra Judaeos" yang berisi pembahasan mengenai iman Katolik dan Kitab
Suci, "Sententiarum libri tres" yang adalah rangkuman teologi
dogmatik dan moral, "De ecclesiasticis officiis" mengenai Liturgi dan
Hierarki Gereja Katolik dan masih banyak lagi.
Santo Isidorus
tidak hanya mendorong pendidikan religius tetapi juga pendidikan bahasa, hukum,
ilmu alam dan obat-obatan. Santo Isidorus menuliskan sebuah ensiklopedia ilmu
pengetahuan universal yang hingga sekarang masih dianggap sebagai salah satu
ensiklopedia yang terbaik. Pada abad pertengahan (15 dan 16), beberapa abad
sejak ditulis pada abad ke-7, ensiklopedia
ini tetap menjadi buku pegangan dan referensi berbagai institusi
pendidikan. Ensiklopedia itu berjudul
“Etymologiae”, terdiri dari 20 buku mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan.
1. 3 buku
pertama membahas mengenai teologi, filosofi, retorika, dialektika, dan logika.
2. Buku ke-4
membahas mengenai obat-obatan dan perpustakaan.
3. Buku ke-5
membahas mengenai hukum dan kronologi.
4. Buku ke-6
membahas mengenai kitab-kitab gerejawi.
5. Buku ke-7
membahas mengenai Allah dan hierarki surgawi dan duniawi.
6. Buku ke-8
membahas mengenai Gereja Katolik dan sekte-sekte di luar Gereja Katolik yang
berjumlah tidak kurang dari 68 sekte.
7. Buku ke-9
mengenai bahasa-bahasa, etnografi, kerajaan-kerajaan dan gelar-gelar resmi.
8. Buku ke-10
mengenai etimologi.
9. Buku ke-11
mengenai manusia.
10. Buku ke-12
mengenai hewan-hewan.
11. Buku ke-13
mengenai dunia dan bagian-bagian di dalamnya.
12. Buku ke-14
mengenai geografi fisik.
13. Buku ke-15
mengenai pembangunan gedung-gedung publik dan pembuatan jalan.
14. Buku ke-16 mengenai
batu-batuan dan logam.
15. Buku ke-17
mengenai pertanian (agrikultur).
15. Buku ke-18
mengenai terminologi perang, yurisprudensi dan kegiatan-kegiatan publik.
16. Buku ke-19
mengenai perkapalan, perumahan dan pakaian.
17. Buku ke-20
mengenai alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian dan furnitur-furnitur.
Buku “Etymologiae”
inilah yang menjadi salah satu dasar mengapa Santo Isidorus dari Sevilla
diangkat menjadi Santo Pelindung Aktivitas di Internet. Buku ini menjadi
semacam antique database, pusat data
yang antik, yang berisi informasi-informasi mengenai berbagai macam topik.
Selama hampir 36
tahun menjadi Uskup Sevilla, ketertarikan Santo Isidorus terhadap pendidikan
tidak membuatnya lupa akan orang-orang miskin. Santo Ildefonsus dari Spanyol mencatat
bahwa Santo Isidorus gemar beramal bagi orang-orang miskin. Ia sering menjamu
makan orang-orang miskin di rumahnya sehingga rumahnya ramai dari pagi sampai
malam dengan orang-orang miskin dari berbagai daerah di Spanyol. Santo
Ildefonsus juga menceritakan bahwa pada saat menjelang ajalnya, Santo Isidorus
memohon dua orang uskup datang menemuinya. Bersama dengan dua uskup tersebut,
Santo Isidorus melakukan ritual tobat dan meminta Sakramen Pengakuan kepada
salah seorang dari mereka. Santo Isidorus meminta kedua uskup itu untuk
mendorong kehidupan beramal dan meminta agar uang keuskupan yang belum terpakai
digunakan dan diberikan kepada orang-orang miskin. 4 hari kemudian, tanggal 4
April 636, Santo Isidorus meninggal dan ia dikuburkan di Katedral Sevilla di
antara makam saudara dan saudarinya, Santo Leander dan Santa Florentina. Pada
masa pendudukan Islam atas Spanyol, relikui Santo Isidorus dirusak dan
dipindahkan. Ferdinandus, Raja Castille dan Leon menemukan kembali relikui
Santo Isidorus dan menempatkannya di Gereja Santo Yohanes Pembaptis di Leon
yang masih ada hingga sekarang. Pesta Santo Isidorus dari Sevilla dirayakan
setiap tanggal 4 April. Santo Isidorus dari Sevilla digelari Doktor Gereja
(Pujangga Gereja) oleh Paus Innosensius XIII pada tahun 1722.
Referensi:
Ensiklopedia Katolik
EWTN
pax et bonum
Referensi:
Ensiklopedia Katolik
EWTN
pax et bonum