Di zaman modern ini, tampaknya sulit sekali menemukan orang muda Katolik yang menjadi teladan kekudusan bagi sebayanya atau bagi orang-orang yang lebih tua. Kita melihat orang muda Katolik masa kini dilanda arus konsumerisme, hedonisme, relativisme, acuh tak acuh terhadap agamanya. Namun, Carlo Acutis menjadi sebuah sosok yang menarik, seorang muda Katolik yang hidup kudus di tengah kehidupan yang hingar bingar. Siapakah dia?
Carlo Acutis di Assisi |
Carlo Acutis adalah
seorang Milan (Italia) yang lahir di
London, Inggris, pada 3 Mei 1991. Ayah dan ibunya tinggal di London pada waktu
itu karena tuntutan pekerjaan. 15 hari setelah kelahirannya, pada tanggal 18
Mei 1991, Carlo dibaptis di Gereja Santa Perawan Bunda Dukacita di kota London.
Mengenang Sakramen Baptis yang ia terima, Carlo berkata: “Pembaptisan adalah penting karena pembaptisan membawa jiwa-jiwa untuk
diselamatkan, untuk kembali kepada kehidupan yang ilahi. Orang-orang tidak
menyadari betapa besar makna karunia ini.”
Masa kecil Carlo diisi
dengan kasih sayang dan kepedulian dari orang-orang di sekitarnya. Carlo kecil
adalah seorang yang ceria, begitu hidup dan lembut. Bila ada teman sekelasnya
melakukan sesuatu yang salah, tidak langsung bereaksi secara berlebihan. Dia
berkata: “Tuhan tidak akan senang jika
saya bereaksi dengan keras.”
Carlo menerima Komuni
Kudus pertama pada umur 7 tahun dan sejak saat itu, setiap hari Carlo
menghadiri Misa Kudus, Adorasi Ekaristi dan berdoa Rosario. Di samping kehidupan
rohani yang begitu intens seperti ini, Carlo juga menjalani kehidupan remaja
pada umumnya. Ia belajar, berusaha untuk mendapatkan nilai bagus dan naik
kelas, Carlo adalah seorang yang ahli dengan komputer, dia senang membaca buku
tentang teknologi informasi dan banyak orang kagum padanya. Carlo adalah
seorang jenius di bidang teknologi informasi. Dalam usianya yang masih muda, ia
telah memiliki kemampuan untuk memahami rahasia untuk menyembunyikan informasi
sehingga hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki hak untuk informasi itu.
Carlo memiliki kemampuan pemrograman komputer, penyuntingan film, pembuatan
situs, animasi dan sebagainya.
Carlo tidak lupa untuk
melayani orang lain dan membantu teman-temannya. Ia juga begitu murah hati
kepada orang asing, penyandang cacat, anak-anak dan para pengemis. Luana, nenek
Carlo, pernah bercerita tentang Carlo dan seorang pengemis yang tidur di tanah
di kebun kota Assisi: “Carlo mengingatkan
saya setiap malam untuk menyiapkan makan untuk diberikan kepada pengemis itu,
selalu menempatkan sejumlah uang di dekat saya sehingga ketika saya bangun, saya
memberikan uang itu kepada pengemis tersebut.” Carlo juga dikenal sebagai
seorang remaja yang peduli terhadap teman-temannya yang diabaikan. Sebuah
testimoni menarik dari teman Carlo mengenai Carlo: “Carlo adalah seorang yang ingin berteman dengan siapa saja termasuk
dengan teman-teman yang memiliki kesulitan untuk bersosialisasi. Hal ini terjadi kepada sejumlah teman-teman
yang lebih muda di kelas kami. Carlo selalu tertarik untuk mencoba berbaur
dengan mereka dan membawa mereka menyatu dengan kelas. Carlo pergi menghadiri
Misa Kudus beberapa kali seminggu dan ia memiliki iman, percaya pada relasi
yang mendalam dengan Tuhan dan berdoa Rosario setiap hari. Setelah kematian
Carlo dan saya kembali kepada Gereja, maka kepulangan saya kepada Gereja dapat
diyakini sebagai berkat dari perantaraan Carlo.”
Pada suatu waktu, Carlo
memilih untuk berziarah ke Assisi daripada ke tempat liburan biasa. Assisi bagi
Carlo adalah sebuah tempat di mana ia merasa paling bahagia. Carlo sendiri
sangat mengagumi Santo Fransiskus Assisi terutama kerendahan hati yang begitu
besar dari Sang Santo.
Carlo Acutis sangat
tertarik pada konsep Beato Yohanes Paulus II tentang pentingnya penggunaan
komputer dan internet untuk evangelisasi. Hal yang sama juga ditekankan oleh
Paus Benediktus XVI pada masa sekarang. Carlo Acutis membuat sebuah situs
carloacutis.com tempat dia berbagi tentang iman Katolik. Situs itu dalam bahasa
Italia, masih dapat diakses hingga sekarang dan dikelola oleh mereka yang ingin
tetap menyampaikan pesan-pesan dari Carlo. Satu tema penting yang Carlo bagikan
dalam situsnya adalah tentang Ekaristi. Carlo menggambarkan perjumpaannya
dengan Allah dalam Ekaristi: “Ekaristi
adalah sungguh-sungguh kehadiran Yesus di dunia sama seperti pada zaman Para
Rasul di mana mereka dapat melihat Yesus berjalan di Yerusalem.” Dalam
situsnya, Carlo memberikan sebuah pernyataan inti yang jelas tentang Ekaristi: “Eucaristia,
La mia autostrada per il Cielo.” (Ekaristi adalah jalan tol saya ke
surga). Hal ini seperti menggemakan kembali pernyataan Paus Santo Pius X: “Komuni
Kudus adalah jalan tercepat ke surga.” Pada situsnya tersebut, Carlo
juga membagikan informasi-informasi tentang mujizat Ekaristi, mujizat untuk
meneguhkan keyakinan kita akan kehadiran Yesus secara nyata dalam Sakramen
Ekaristi. Dalam situsnya juga, Carlo membagikan poin-poin penting untuk menuju
kepada kekudusan:
1. Engkau harus
mengingini kekudusan dengan sepenuh hatimu dan
bila keinginan tersebut tidak muncul dari hatimu, engkau harus
memintanya dengan teguh kepada Tuhan.
2. Hadirilah Misa Kudus
dan terimalah Komuni Kudus setiap hari.
3. Ingatlah untuk
berdoa Rosario setiap hari.
4. Bacalah setiap hari
satu perikop dari Kitab Suci.
5. Bila engkau dapat
meluangkan waktu untuk Adorasi Ekaristi di depan altar di mana Yesus sungguh
hadir, engkau akan melihat betapa mengagumnya kekudusanmu tumbuh.
6. Pergilah untuk mengaku
dosa setiap minggu, bahkan untuk dosa-dosa yang remeh.
7. Mintalah malaikat
pelindungmu untuk membantumu terus-menerus, dan malaikat pelindung menjadi
teman terbaikmu,
Carlo juga memiliki
ketertarikan akan kehidupan Para Orang Kudus. Ia membuat sebuah tulisan panjang
di situsnya dengan judul “Teman-teman saya dari surga”, yang
berisi panduan-panduan hidup dari Para Santo-Santa, Beato-Beata, Para
Venerabilis dan Hamba Allah. Carlo sendiri memiliki devosi yang mendalam kepada
Bunda Maria, terutama Bunda Maria dari Pompeii. Carlo seringkali pergi bersama
orangtuanya untuk berdoa meminta intersesi kepada Bunda Maria dari Pompeii dan
sekaligus memperbaharui hidup baktinya kepada Maria. Dan sebagaimana sudah
disebutkan di atas, Carlo berdoa Rosario setiap hari.
Tidak ada yang menduga
bahwa Carlo yang bersemangat dan penuh energi dipanggil Tuhan begitu cepat. Suatu
hari Carlo jatuh sakit. Ia dibawa ke rumah sakit dan dideteksi mengidap
penyakit Leukemia tipe M3 (Leukemi
Akut). Menjelang kematiannya, orang tua Carlo mendengar Carlo berkata: “Saya mempersembahkan seluruh penderitaan saya
untuk Tuhan, Paus dan Gereja.” Ketika dokter yang menanganinya bertanya
apakah ia begitu menderita, Carlo menjawab: “Ada
orang yang menderita lebih banyak daripada saya.” Carlo meninggal pada
tanggal 12 Oktober 2006, pada saat berusia 15 tahun.
Carlo Acutis terlihat seperti St. Dominikus Savio di
era modern. St. Dominikus Savio adalah seorang remaja yang berusaha menjaga
kekudusannya sejak menerima Sakramen Baptis. Ia lahir pada 2 April 1842 dan
meninggal pada tanggal 9 Maret 1857 pada usia menjelang 14 tahun. St. Dominikus Savio pernah membuat
janji-janji:
1. Saya akan menerima Sakramen Tobat dan
Sakramen Ekaristi sesering mungkin.
2. Saya akan berusaha memberikan hari Minggu serta
hari-hari libur sepenuhnya untuk Tuhan.
3. Sahabat terbaikku ialah Yesus dan Maria.
4. Lebih baik
mati daripada berbuat dosa.
Janji keempat akan
menjadi moto Dominikus sepanjang hidupnya. Beberapa kali ia memohon pada Tuhan
untuk mengijinkannya meninggal sebelum ia sempat menyakiti Tuhan dengan
melakukan dosa berat. Kisah Santo Dominikus Savio dapat dibaca di Situs Yesaya.
Carlo Acutis belum
dikanonisasi hingga saat ini, tetapi Keuskupan Agung Milan sekarang sedang
menjalankan proses untuk mengumpulkan testimoni dan informasi lebih banyak
tentang Carlo Acutis serta menunggu pernyataan dari orang-orang yang pernah
mendapatkan mujizat melalui perantaraan doa Carlo Acutis. Nicola Gori, seorang
editor L’Osservatore Romano (Surat kabar
resmi Vatikan), telah menerbitkan biografi Carlo Acutis berjudul “Eucaristia,
La mia autostrada per il Cielo” sebagai salah satu bentuk usaha untuk
mendukung proses kanonisasi Carlo Acutis. Melihat kisahnya, saya pribadi
berharap Carlo Acutis segera dikanonisasi dan kita dapat memanggilnya Santo
Carlo Acutis, santo remaja di abad modern.
Referensi:
1. Moscati
pax et bonum