Penampakan di Emaus |
Sesudah
kebangkitan menyusullah suatu jangka waktu yang tidak dapat dilupakan oleh Para
Rasul. Yesus tidak membataskan diri pada satu penampakan lalu selanjutnya
menghilang dalam kemuliaan Bapa. Tidak. Dengan banyak tanda, Ia membuktikan
bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan
diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (Kis 1:3).
Dengan
menampakkan diri berulang kali, Ia hendak menyatakan kepada Para Rasul bahwa
kebangkitan-Nya bukanlah suatu khayalan. Santo Paulus mengemukakan salah satu
penampakan di mana Ia menampakkan diri kepada lebih dari limaratus saudara
sekaligus (1 Kor 15:6). Harus ada alasan yang kuat dan yang masuk akal untuk
kepercayaan. Dan kesaksian itu harus merupakan fakta sejarah yang tidak dapat
diganggu-gugat. Hanya beberapa dari penampakan ini ditulis dengan panjang lebar
oleh pengarang Injil: penampakan pada hari kedelapan dengan pengakuan Tomas;
penampakan di tepi danau; penampakan pada hari kenaikan.
Masih ada lagi
beberapa sebab lain mengapa Yesus menampakkan diri. Ia ingin memberikan kepada
Para Rasul-Nya beberapa minggu ketenangan dan penghiburan. Kepergian-Nya tidak
boleh terlalu cepat dan seketika; pergaulan dengan Yesus masih harus
berlangsung beberapa waktu lamanya. Dan pergaulan dengan Dia dapat mereka
rasakan di daerah Galilea. Para Rasul sudah mendapat pesan dari malaikat agar
pergi ke sana. Mereka mulai berjalan menuju tempat itu ketika pesta Paskah dan
oktafnya sudah lewat. Para Rasul merasa diri tidak enak dan aman di Yerusalem
walaupun Yesus telah bangkit. Di sana mereka selalu tinggal di rumah dengan
pintu tertutup karena takut akan orang Yahudi, sedangkan di Galilea mereka
dapat bergerak bebas.
Maksud Yesus
menjangkau lebih jauh lagi. Melalui kontak berulang kali, Para Rasul harus
mengerti bahwa kehidupan Yesus sesudah kebangkitan adalah asing dan penuh
rahasia bagi mereka. Dan mereka sendiri dapat menyaksikan bahwa pergaulan
dengan Yesus tidak sama lagi seperti dahulu. Cara bagaimana Ia datang dan
hilang merupakan rahasia yang tidak dimengerti.
Di samping itu,
masih ada banyak masalah yang harus dipelajari dan dimengerti oleh Para Rasul. Bukan
masalah baru, tetapi masalah lama yang harus dimengerti lebih baik. Ia berkata:
“Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-nabi dan Kitab Mazmur.” Lalu
Ia membuka pikiran mereka dan mereka mengerti Kitab Suci (Luk 24:44).
Itulah inti
daripada pembicaraan tentang Kerajaan Allah (Kis 1:3). Ia juga berbicara dengan
mereka tentang beberapa masalah yang lebih konkrit dan penting karena mereka
sudah menjadi lebih matang. Ia berbicara tentang kuasa untuk mengampuni dosa
dan sekaligus Ia memberi mereka kuasa itu; Ia mengangkat Petrus sebagai kepala
Gereja. Ia berjanji akan memberi bantuan-Nya secara terus-menerus. Sekarang
mereka mengerti tugasnya dengan sesungguhnya. Yesus berkata kepada mereka: “KepadaKu
telah diberi segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.” (Mat 28:18-20).