Pada tanggal 28
April 2009, Paus Benediktus XVI datang mengunjungi Makam Paus St. Selestinus V
di Gereja Santa Maria di Collemaggio yang rusak parah karena gempa bumi tahun
2009 di Italia. Untuk menandai hari ulang tahun ke-800 Paus St. Selestinus V,
Paus Benediktus XVI memproklamirkan Tahun Selestinus dari 28 Agustus 2009
hingga 29 Agustus 2010. Siapakah Paus St. Selestinus V? Ia adalah seorang
Kudus, seorang biarawan Benediktin pengikut spiritualitas St. Benediktus dari
Nursia yang terpilih sebagai Paus namun kemudian mengundurkan diri dari tahta
kepausannya.
Hari ini, 11
Februari 2013, Bapa Suci Benediktus XVI yang mengambil nama St. Benediktus dari
Nursia sebagai nama kepausannya, mengikuti jejak Paus St. Selestinus V,
mengumumkan bahwa Beliau akan mengundurkan diri pada 28 Februari 2013 pukul
20.00. Alasannya adalah Paus Benediktus
XVI menyatakan tidak mampu lagi melaksanakan tugas pelayanannya karena
kesehatan yang semakin memburuk. Pengumuman ini bisa dibaca sendiri di situs
radio resmi dan situs berita resmi Vatican di mana terdapat rekaman suara Bapa
Suci yang mengumumkan pengunduran diri Beliau.
http://en.radiovaticana.va/articolo.asp?c=663815
http://en.radiovaticana.va/articolo.asp?c=663815
Bagaimanakah
kita menanggapi soal ini? haruskah kita panik dan ketakutan?
Berita
pengunduran ini memang mengejutkan banyak pihak dan reaksi terhadap pernyataan
Paus ini beragam; dari yang terkejut sekali, mengejek, sedih, marah dan
sebagainya.
Secara pribadi,
Indonesian Papist merasa sangat sedih sekali dikarenakan Bapa Suci Benediktus
XVI adalah seorang Paus yang teguh dan tegas. Banyak tulisan telah Beliau
hasilkan sejak ditahbiskan sebagai Imam hingga dipilih Roh Kudus menjadi Paus
bagi lebih dari 1 milyar umat Katolik di dunia. Pada masa Beliaulah, saya bisa
mengenal iman Katolik lebih dalam dan berani untuk mempertanggungjawabkannya
melalui apologetika dan mewartakannya di dunia maya. Pada masa Beliau jugalah,
saya bisa merasakan Misa Latin Tradisional, Misa Tridentinum.
Sejak
pengunduran diri Beliau nanti, Tahta Suci akan memasuki fase
"Sedevacante", Tahta sedang Kosong, di mana Para Kardinal Gereja
Katolik akan mempersiapkan konklaf untuk memilih Paus berikutnya.
Paus Benediktus
XVI, berdasarkan sejarah, bukanlah Paus pertama yang mengundurkan diri. Seorang
Paus, meskipun tidak lazim, dapat mengundurkan diri dari Tahta Suci. Bapa Suci
dapat mengundurkan diri jika ia menghendakinya. Kitab Hukum Kanonik menyatakan,
“Apabila Paus mengundurkan diri dari jabatannya, maka untuk sahnya dituntut
agar pengunduran diri itu terjadi dengan bebas dan dinyatakan semestinya,
tetapi tidak dituntut bahwa harus diterima oleh siapa pun” (Kan 332 no 2).
Namun demikian, jika seorang paus dipilih sebagai Penerus St Petrus, Gereja
mengharapkan bahwa ia tetap mengemban jabatannya hingga akhir hayatnya.
Paus pertama
yang mengundurkan diri adalah Paus St Pontianus yang dipilih sebagai Penerus St
Petrus pada tanggal 21 Juli 230. Dalam masa penganiayaan umat Kristiani di
bawah Kaisar Maximinus Thrax, St Pontianus dibuang ke Sardinia dan dijatuhi
hukuman kerja paksa di tambang garam, di mana tak seorang pun diharapkan keluar
dalam keadaan hidup dari sana. Sebab itu, ia mengundurkan diri sebagai paus
pada tanggal 28 September 235 guna memungkinkan pemilihan seorang paus baru,
St. Anterus, yang dapat menggembalakan Gereja. Paus St Pontianus wafat sebagai
martir pada tahun 236 (atau 237), karena perlakuan keji terhadapnya atau karena
suatu pukulan yang mematikan.
Paus lain yang
mengundurkan diri adalah St Selestine V, yang dipilih sebagai paus pada tanggal
5 Juli 1294 dan dinobatkan pada tanggal 29 Agustus. St Selestine adalah seorang
biarawan Benediktin yang menikmati hidup sebagai seorang pertapa dan terkenal
karena spiritualitasnya. Guna mengakhiri jalan buntu Dewan Kardinal, ia dipilih
sebagai paus meskipun usianya telah 84 tahun. Segera saja ia menjadi korban
muslihat para kardinal dan kaum bangsawan. Ia mengundurkan diri pada tanggal 13
Desember 1924 dan kembali ke biaranya. Penerusnya, Paus Bonifasius VIII,
memerintahkan agar St Selestine dipenjarakan, agar tak memungkinkan adanya
usaha untuk menaikkannya ke tahta lagi. Paus St Selestine wafat pada tanggal 19
Mei 1295.
Paus Gregorius
XII (1406 - 1415) terpilih sebagai paus yang sah pada masa di mana ada dua paus
tandingan: Anti Paus dari Avignon - Benediktus XIII - yang didukung oleh raja
Perancis; dan Anti Paus dari Pisa - Yohanes XXIII - yang didukung oleh Konsili
Pisa yang diselenggarakan oleh kaum pembelot. (Perlu diingat bahwa kedua nama
yang disebut belakangan tersebut bukanlah paus yang sesungguhnya.) Pada
akhirnya, dalam Konsili Konstans (yang merupakan konsili resmi), guna
memulihkan Gereja, Paus Gregorius XII secara resmi mengundurkan diri,
Benediktus XIII mengundurkan diri dan Yohanes XXIII dipaksa turun tahta; lalu
dipilihlah Paus Martin V (1417 - 1431) sebagai penerus sah St Petrus,
menggantikan Paus Gregorius X.
Oleh karena itu,
apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah mendukung dan menghargai keputusan
Bapa Suci Benediktus XVI ini dan mendoakan Beliau supaya selalu dilindungi dan
diberkati Allah. Marilah kita doakan semoga Roh Kudus memilih pengganti Beliau
yang kudus untuk menggembalakan kita.
Oh Santo Petrus,
doakanlah Paus Benediktus XVI. Amin
Referensi: Pater William Saunders: Can A Pope
Retire?
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's
Twitter