#Berbagi adalah
tindakan kasih. Bagikan note ini jika dirasa bermanfaat#
1.
Gereja Katolik (Latin) menyediakan tiga rumusan bacaan Ekaristi untuk Hari Raya
Natal, yaitu pada Misa Malam Natal, Misa Fajar, dan Misa Siang (Sore). Ketiga misa
ini merupakan MISA HARI RAYA NATAL. Umat dapat memenuhi kewajiban menghadiri
Misa Hari Raya pada salah satu misa tersebut, namun adalah sangat baik apabila
dapat mengikuti ketiga-tiganya, karena setiap Misa memiliki penekanan yang
berbeda-beda.
2.
Demi keamanan, umat dimohon untuk tidak membawa tas berukuran besar, karena
biasanya disediakan Buku Misa, yang sudah lengkap berisi teks misa dan lagu.
Bawalah barang seperlunya. Karena sekarang musim hujan, ada baiknya Anda
membawa payung, sehingga bila hujan, umat tidak menumpuk di pintu keluar
menunggu hujan reda.
3.
Ingat, ketika Misa, yang mau Anda temui itu lebih dari
sekadar presiden. Sesuaikan busana Anda. Pakailah pakaian yang sopan dan
pantas, tidak perlu bagus, mencolok, ataupun mahal. Ingat kesederhanaan kandang
Betlehem.
4.
Jika Anda mengajak anak yang belum menerima komuni (termasuk balita),
persiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. Karena anak kecil cenderung tidak
tahan lapar dan haus, Anda dapat membawa makanan kecil dan minuman untuk
dikonsumsi anak Anda tersebut sebelum Misa dimulai jika diperlukan. Seperti
halnya Misa biasa, mereka yang sudah dewasa diwajibkan untuk berpuasa minimal
satu jam sebelum menerima Komuni. Air dan obat diperbolehkan untuk dikonsumsi
apabila sakit.
5.
Bagi Anda yang tinggal di kota besar, mohon perhitungkan kemungkinan macet dan
hujan. Pastikan Anda datang lebih awal. Jangan menyusahkan petugas tata tertib
dan umat lain dengan sistem “titip tempat duduk”. Gereja adalah rumah Allah,
bukan restoran di mana kita bisa seenaknya pesan tempat duduk. Jangan
menyisakan bangku di deret depan, penuhilah bangku-bangku di deret depan
terlebih dahulu.
6.
Momen Misa Hari Raya dapat kita gunakan untuk menyadari kembali makna
ritual-ritual yang kita lakukan dalam Gereja, maka, ambillah air suci, buatlah
tanda salib sebagai peringatan akan pembaptisan, dan berlututlah dengan khidmat
ke arah Tabernakel sebelum duduk.
7.
Setelah Anda sudah menemukan bangku untuk duduk, JANGAN MENGOBROL. Ada baiknya
masuk dalam saat hening atau berdoa rosario.
8.
PASTIKAN alat komunikasi tidak mengganggu kekhidmatan Misa Hari Raya.
9.
Momen Misa Hari Raya, dapat kita gunakan untuk meningkatkan kesadaran akan apa
yang terjadi dalam Misa. Misa Kudus adalah PERISTIWA KESELAMATAN YANG
DIHADIRKAN KEMBALI di hadapan kita. Sebagai umat, harus BERPARTISIPASI AKTIF,
dengan bernyanyi penuh penghayatan, menyimak bacaan, dan melakukan sikap-sikap
tubuh dengan khidmat.
10. Umat
BERLUTUT pada saat pada saat misteri inkarnasi diucapkan dalam AKU PERCAYA
(baik syahadat panjang maupun syahadat pendek). Jika menggunakan Syahadat
Panjang, maka umat BERLUTUT pada saat “Ia dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan
oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia”. Jika menggunakan Syahadat Pendek,
umat BERLUTUT pada saat “yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari Perawan
Maria”. Sikap berlutut ini kita lakukan hanya dua kali dalam setahun yaitu pada
Hari Raya Natal dan Hari Raya Kabar Sukacita. Jika tidak mungkin berlutut, maka
umat dapat BERDIRI. (Jika keterangan BERLUTUT tidak terdapat dalam teks Misa
pada bagian Aku Percaya, jangan ragu untuk tetap berlutut, karena sikap inilah
yang diamanatkan dalam buku Tata Perayaan Ekaristi dan Pedoman Umum Misale
Romawi. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk mencontohkan sikap yang
tepat pada umat lain.)
11. Anda
boleh mengajak teman/saudara non-Katolik untuk menghadiri Misa (malah
sesungguhnya Misa Natal adalah kesempatan yang baik untuk mengenalkan iman
Katolik). Ada baiknya mereka dapat mengikuti sikap berdiri (karena berdiri
merupakan SIKAP HORMAT kepada Tuan Rumah), namun tidak perlu meminta mereka
untuk berlutut (karena berlutut merupakan SIKAP MENYEMBAH). Mereka dapat duduk
saja bila keberatan untuk berlutut). Umat non-Katolik TIDAK DIPERBOLEHKAN
MENGAMBIL KOMUNI (sekalipun ia seorang Protestan). Anda dapat menyarankan
mereka untuk menerima berkat saja, dengan menyilangkan tangan di depan dada
ketika maju ke depan dalam antrean komuni. (Atau Anda dapat meminta mereka
untuk duduk saja).
12.
Mari kita sadarkan kembali diri kita bahwa Hosti yang kita terima adalah
sungguh-sungguh Kristus (Tubuh, Darah, dan Seluruh Kristus), maka jangan lupa
untuk membuat tanda hormat DENGAN MEMBUNGKUK sebelum menerima komuni, baik
jikalau menerima komuni dengan tangan, ataupun langsung di lidah.
13.
Umat yang mengambil tempat duduk di luar gedung gereja dan sulit untuk
berlutut, dapat menggantikan sikap berlutut dengan BERDIRI (tanda hormat), DAN
BUKAN DUDUK.
14.
Kandang Natal adalah tempat untuk berdoa, dan bukan tempat untuk berfoto.
Prioritaskan umat yang ingin berdoa di depan kandang Natal.
15.
Sebelum meninggalkan tempat duduk, pastikan Anda tidak meninggalkan tisu/teks
misa/sampah lain dalam dan sekitar gedung gereja. Gereja adalah Rumah Allah.
16.
Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, Jangan sampai keramaian tempat parkir
mengganggu sukacita dan damai Natal Anda. Ingat, Anda baru saja menyantap Tubuh
Kristus, sabarkan diri Anda dan jangan mengumpat.
Selamat Merayakan
Misa Hari Raya Natal dengan khidmat!
~IOJC (tu scis
quia amo te)~
#Berbagi adalah
tindakan kasih. Bagikan note ini jika dirasa bermanfaat#
Pax et Bonum
follow Indonesian
Papist's Twitter