Public Domain |
“Tuhan telah
mendengarkan tangisanku” si pengarang Mazmur tidak berkata begitu saja: “Tuhan
telah mendengarkan suaraku”, melainkan “suara tangisku”. Lihatlah, betapa
berlimpah-limpah dan kaya si pengarang Mazmur mengemukakan perkaranya: “Suara
dan tangis”! Dengan “suara”, tidak ia maksudkan lantangnya teriak, melainkan
perasaan jiwa; Dan “tangis”, tidak ia maksudkan hanya apa yang dicucurkan mata,
tetapi juga apa yang keluar dari dalam hati. Sebab siapa yang melakukan tobat
dan didengarnya Allah, tentulah ia juga memperoleh anugerah ini, yakni bahwa ia
menjauhkan pergaulan dengan orang-orang jahat.
“Semua musuhku
mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam
sekejapan mata.” Doa ini sangat bermanfaat; dan menurut pendapatku, doa itu
mengandung rasa malu dan penyesalan batin. Sebab siapa yang berkelakuan jahat,
meninggalkan kejahatannya jika ia merasa malu dan berubah batin. Sebagaimana
kalau kita melihat seseorang mendekati tubir dan tempat yang curam, kita akan
mencegah dia dengan berkata: “Hai manusia, mau ke mana? Di depanmu kan ada
jurang menganga!” demikian pulalah si pengarang Mazmur ingin supaya orang jahat berbalik. Demikian pula orang
akan binasa, bila ia tidak segera mengekangi kudanya yang lari tegar. Oleh
karena itu, saudara-saudara, hendaklah kita pun mengambil obat yang mengerjakan
keselamatan kita, yakni melakukan pertobatan, yang melenyapkan dosa-dosa kita. Akan
tetapi pertobatan itu bukan yang dinyatakan dengan melenyapkan noda-noda kejahatan
dari dalam hati. Sebab sang nabi berkata: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.” (Yes 1:1-16).
Mengapa kelimpahan kata-kata ini? tidak cukupkah mengatakan saja: “Jauhkanlah
perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari hatimu” untuk menerangkan selurh maksud?
Mengapa masih ditambahkan: “Dari depan mata-Ku?” Sebab lainlah cara mata
manusia memandang, lain pula Tuhan memandang, yakni: “manusia memandang muka,
sedangkan Tuhan memandang ke dalam hati.” Ia berkata: “Janganlah menjalankan
pertobatan secara lahiriah saja, tetapi tunjukkanlah hasil pertobatan itu di
depan mata-Ku, yang melihat apa yang tersembunyi.”
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter