1. Arti
Perkataan Apostolik. Dengan perkataan apostolik dimaksudkan secara umum bahwa
Gereja yang sekarang ini dengan ajaran yang ia khotbahkan, dengan susunan
hierarkis dan dengan pelayanan sakramentalnya adalah identik dengan apa yang
diajarkan oleh Para Rasul; bahwa Ia pertama sekali menyampaikan pewartaan-Nya
kepada mereka; bahwa Ia melengkapi mereka dengan kekuasaan ilahi agar mengambil
bagian dalam kekuasaan-Nya; bahwa dengan demikian Ia mengirim mereka ke dunia
berdasarkan perutusan yang Ia sendiri terima dari Bapa-Nya. Selanjutnya istilah
itu juga menuntut bahwa para rasul telah melaksanakan perintah Kristus; bahwa
mereka telah menjadi pondasi dan pendiri Gereja. Banyak orang telah menerima
pengkhotbahannya dengan hati yang penuh percaya dan telah menggabungkan diri
dengannya. Ia juga menuntut bahwa para rasul sesuai dengan kehendak Kristus
telah melanjutkan dan melimpahkan kewibawaan mengajarnya, kekuasaan imamatnya
dan kekuasaan pimpinannya kepada orang-orang yang layak sebagai penggantinya
dan penerusnya.
Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik |
2. Kriterium.
Jadi, sifat apostolik daripada Gereja berarti bahwa ia berhubungan lagi dengan
para rasul melalui satu mata rantai pergantian dan bahwa ia baik ke dalam
maupun ke luar, secara fundamental benar-benar identik dengan Gereja Para Rasul
dan bahwa ia bersatu dengan Kristus melalui Para Rasul.
Sifat Apostolik
ini mencakup kelanggengan sehingga ia tidak mungkin akan hilang dan roboh, baik
oleh serangan dari luar, maupun oleh krisis dari dalam. Bantuan Kristus akan
selalu mengamankan dia terhadap semuanya itu, seperti yang dapat dibuktikan
hingga sekarang. Stabilitas ini tidak boleh diartikan secara kaku. Gereja
adalah sesuatu yang hidup sehingga harus ada perkembangan dan pertumbuhan yang
harus diterima.
Untuk menemukan
identitas Gereja Para Rasul dengan Gereja Katolik yang sekarang, hendaklah kita
menengok ke suksesi apostolik; di sanalah Gereja Kristus yang benar, yang Ia
dirikan di atas Para Rasul di mana terdapat pengganti yang sah.
Baiklah kita
mengambil tahta St. Petrus di Roma, yang merupakan pusat dan selanjutnya kita
memperhatikan hubungan gereja-gereja dengan pusat itu. Di sana para paus saling
berganti sejak Petrus. Di sanalah Gereja Katolik dan juga di segala tempat di
mana ada persatuan dengan pengganti Petrus. Inilah suatu norma yang baik yang
dapat dipergunakan.
3. Tanda dan
Mujizat. Suksesi Apostolik yang benar hanya terdapat di dalam Gereja Katolik.
Memang, gereja-gereja lain juga mempunyai sebagian unsur dari sifat apostolik
ini, tetapi hanya Gereja Katolik yang memilikinya secara utuh. Dengan demikian
kita mempunyai bukti bahwa ialah Gereja Kristus, oleh karena ia identik dengan
apa yang telah didirikan oleh Kristus. Di samping itu pemeliharaan sifat yang asli
selama sekian banyak abad, di tengah sekian banyak kesukaran dan bahaya
merupakan suatu mujizat dan suatu tanda sah bantuan ilahi.
Oleh Pater Herman Embuiru, SVD dalam buku “Aku Percaya” hlm.
151-152
Pax et Bonum
follow Indonesian
Papist's Twitter