Peperangan Rohani
Kita
terlibat dalam sebuah peperangan rohani – dan kita memerlukan semua pertolongan
yang bisa kita dapatkan. Injil hari ini menggarisbawahi perlunya sekutu. Rasul
Yohanes komplain mengenai seorang pengusir setan yang menggunakan nama Yesus
untuk mengusir setan. Karena dia tidak termasuk dalam kelompok apostolik,
Yohanes mencoba untuk mencegahnya.
Yesus, bagaimanapun juga, mengambil pendekatan
yang berbeda: “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Kata-Nya
lagi, “Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena
kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”
Yesus
sedang memberitahu kita bahwa kita memerlukan sekutu-sekutu dalam pertempuran
rohani. Dr. Peter Kreeft sekali waktu berbicara mengenai Peperangan spiritual.
Dia bertanya, “Siapakah musuh itu?” Ia meneruskan dengan sebuah list
musuh-musuh yang mungkin termasuk teroris Muslim, media, pembangunan liberal,
aborsionis dan “Katolik Kafetaria”. Tidak, dia berkata, mereka bukanlah musuh
kita; mereka adalah korban dari musuh yang sesungguhnya.
Lalu,
siapa musuh yang sesungguhnya itu? Dr. Kreeft menjawab secara langsung, “Musuh
kita adalah iblis. Malaikat yang jatuh. Roh-roh jahat.” *
Kita berada dalam perang dengan roh-roh jahat
dan taruhannya tinggi. Perang Dunia II menentukan nasib bangsa-bangsa – bagi generasi-generasi.
Tetapi kehidupan suatu negara adalah singkat dibandingkan dengan jiwa. Suatu
hari Amerika Serikat akan menghilang. Ketika hal itu terjadi, keberadaan dan
kepemilikan anda akan baru saja mulai.
Demikian juga, teroris Muslim, fanatik
anti-Katolik, pengajar Keluarga Berencana – mereka semua memiliki sebuah takdir
abadi. Setiap orang memiliki sebuah nilai yang tak terhitung. Kita menginginkan
keselamatan mereka. Peperangan rohani akan menentukan di mana setiap orang akan
menjalankan keabadiannya. Yesus memberitahu kita bahwa hidup ini adalah serius.
Adalah lebih baik untuk kehilangan tangan atau kaki atau mata daripada pergi ke
dalam Gehenna (Neraka), api tak terpadamkan.
Sebuah
pertempuran berkecamuk dalam budaya kita – dan di dalam hati dan pikiran anda.
Kita membutuhkan semua pertolongan yang bisa kita dapatkan. Jangan menolak
setiap sekutu yang mungkin, nasihat Yesus.
Saya
ingat ketika saya berada di sekolah tinggi mendengarkan pidato inaugural
Presiden John F. Kennedy. Ia berkata, “Kita akan membayar harga apapun,
menanggung beban apapun, bertemu kesulitan apapun, mendukung setiap teman,
menentang setiap musuh...”
Yesus
demikian pula berbicara mengenai mendukung setiap teman, membayar setiap harga
dan menanggung setiap beban. Dan kita menghadapi musuh yang lebih berat dari
rezim komunis manapun. Musuh kita telah memiliki pengalaman berabad-abad
membuat orang jatuh. Musuh kita mengetahui kelemahan dan pikiran anda – dan dia
memiliki senjata-senjata baru dan powerful
dalam internet, TV dan media pada umumnya. Musuh kita itu bukan seorang yang
jantan. Seperti seekor hyena yang kejam, ia menyerang kijang yang terluka.
Kita
sering terlihat tak berdaya menghadapi musuh ini. Dan kita memang demikian –
bila kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Tetapi hal-hal ini berubah ketika
kita berseru kepada Tuhan, Perawan Maria, St. Mikael dan para malaikat-Nya –
dan seluruh persekutuan Para Kudus yang mencakup mereka yang berada di bumi
yang berdiri bersama dengan Yesus. St. Yakobus mengajarkan kita untuk berserah
diri kepada Tuhan dan menolak iblis dan iblis itu akan melarikan diri.
Minggu
berikutnya Yesus akan berbicara kepada kita mengenai pernikahan. Ini adalah
topik yang sulit. Iblis sedang menyerang pernikahan-pernikahan dan pernikahan
itu sendiri secara beringas. Kondisi “pasang” tampak sedang menguntungkan
iblis. Tetapi saya memiliki beberapa berita. Saya akan memberitahu anda
mengenai hal itu dalam homili saya berikutnya. Saya tidak ingin membiarkan
kucing keluar dari karung, tetapi saya dapat berkata ini: Kemenangan adalah
milik Yesus.
Kemenangan
mungkin tidak terjadi besok – atau bulan November. Presiden Kennedy berbicara
mengenai “panggilan untuk menanggung beban dari sebuah perjuangan panjang di
dalam gelap dari tahun ke tahun, ‘bersukacita dalam harapan; bersabar dalam
penderitaan.’”
Minggu
yang akan datang, saya akan meminta orang-orang muda kita – terutama laki-laki
muda kita – untuk bergabung dalam perjuangan ini, peperangan rohani ini. Musuh
bebuyutan kita mengusahakan kehancuran kekal kita, tetapi Yesus menawarkan
kehidupan. Dan dia memberitahu kita: lebih baik kehilangan sebuah tangan, mata
atau kaki daripada kehilangan hidup yang kekal. Dan Ia mendesak kita untuk mencari
semua sekutu yang tersedia dalam pertempuran.
Pilihannya jelas: untuk memasuki kehidupan atau memasuki neraka. Kita berada dalam peperangan rohani dan kita membutuhkan semua bantuan yang bisa kita
dapatkan. Amin.
Pater Phil Bloom adalah Pastor Paroki St. Mary of
the Valley, Monroe
Homili di atas diterjemahkan dari situs resmi
paroki tersebut.
Pax
et Bonum
follow
Indonesian
Papist's Twitter
*. Dr. Kreeft,
pengajar seminaris Oblat Perawan Maria,
menulis sebuah artikel
(silahkan klik) yang berisi penjelasan mengenai pertempuran rohani, musuh-musuh
kita dan senjata-senjata yang kita miliki dalam pertempuran rohani tersebut.