Para Kepala Gereja Katolik Timur |
Hari ini, Kamis 17 Mei 2012, tepat pada Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus, saya menghadiri seminar sehari di Bandung yang diadakan oleh Gereja Orthodox Indonesia dengan Romo Daniel Bambang sendiri selaku Pemimpin Gereja Orthodox Indonesia sebagai narasumber utamanya (Di Ortodoks, terdapat pula hierarki seperti Diakon, Imam dan Uskup). Judul seminar itu adalah “Di Manakah Gereja Para Rasul Sekarang?”. Dalam seminar ini, hadir berbagai peserta dari berbagai latar belakang agama berbeda. Ada dari agama Islam, Protestan, Konghucu, Buddha dsb. Seminar ini diadakan hasil kerjasama Gereja Orthodox Indonesia bersama Jakatarub (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) dan komunitas Layar Kita.
Karena ini adalah seminar mengenai Ortodoks Timur, maka yang dibahas di sini tentulah sejarah, tradisi, dan teologi berdasarkan pemahaman Ortodoks Timur. Saya maklum soal ini. Tetapi, dalam seminar ini sendiri juga mau tidak mau pembahasan tentang agama lain juga ikut diangkat dan dibandingkan dengan Ortodoks Timur, termasuk mengenai Gereja Katolik.
Dalam artikel ini saya hendak membahas mengenai respon Beliau terhadap koreksi saya atas pernyataan Beliau. Artikel ini sengaja saya tulis dan publikasikan di blog agar dibaca lebih banyak orang. Hal ini karena kekeliruan tentang Ekklesiologi Katolik (mungkin karena ketidaktahuan) yang Beliau katakan di dalam seminar telah didengar oleh banyak orang dari berbagai agama sehingga berpotensi menimbulkan meluasnya pandangan yang keliru mengenai Gereja Katolik.
Dalam buku seminar yang dibagikan dan dalam pemaparan lisan Beliau selama seminar, saya membaca dan mendengar sebuah istilah yang sebenarnya tidak menggambarkan Gereja Katolik secara utuh. Istilah tersebut adalah “Kristen Roma Katolik” dan “Gereja Roma Katolik”. Contoh berikut saya kutip dari buku seminar halaman 9: “Setelah perpecahan itu (Skisma Timur, Red), Gereja Barat itu akhirnya disebut sebagai Gereja Roma Katolik sedangkan Gereja Timur disebut sebagai Gereja Orthodox.” Selanjutnya dalam pemaparan lisan, Beliau dalam usaha mengoreksi pemahaman kata “Kristen” yang kerap diidentikkan dengan Protestan mengusulkan pembedaan nama demikian, “Kristen Roma Katolik, Kristen Ortodoks, dan Kristen Protestan”.
Terminologi “Kristen Roma Katolik” dan “Gereja Roma Katolik” adalah terminologi yang sama sekali tidak menggambarkan Gereja Katolik seutuhnya bahkan hanya mereduksi Gereja Katolik menjadi sebatas Gereja Katolik Roma saja. Padahal, dalam kenyataannya Katolik Roma hanyalah satu dari 23 Gereja Partikular yang sui iuris (otonom/mandiri) di dalam Gereja Katolik (Gereja Universal) di mana Gereja Katolik adalah Bunda Gereja dan 1 Katolik Roma bersama 22 Katolik Timur adalah Puteri dari Bunda Gereja ini. Saya telah membahas mengenai Gereja Universal dan Gereja Partikular ini di artikel berikut ini. Dalam seminar ini, Romo Daniel Bambang telah menyampaikan hal yang keliru mengenai Gereja Katolik dengan menggunakan terminologi tersebut.
Menyadari kekeliruan ini, saya sengaja mengangkat tangan pada sesi tanya jawab untuk bertanya sekaligus mengoreksi kekeliruan ini secara terbuka. Apa yang saya katakan adalah bahwa istilah “Kristen Roma Katolik” bukanlah istilah yang tepat bagi Gereja Katolik karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa Gereja Katolik bukan hanya Katolik Roma saja, tetapi ada pula 22 Gereja Katolik Timur di dalam Gereja Katolik. Gereja-gereja Katolik Timur ini memiliki tradisi yang relatif sama dengan Gereja Timur lainnya seperti Ortodoks (baik Timur maupun Oriental) dan Timur Assyria namun mereka berada dalam persatuan penuh dengan Paus Roma.
Saya pikir koreksi ini kemudian akan diiyakan oleh Sang Romo tetapi yang terjadi justru di luar dugaan saya. Romo Daniel malah menjawab: “Istilah ‘Kristen Roma Katolik’ jangan dipandang dari sisi geografis (Dengan segala hormat, tampaknya Romo Daniel tidak menangkap esensi dari pertanyaan saya. Saya tidak berbicara hal ini dalam konteks geografis tapi dalam konteks ekklesiologi Gereja Katolik). Memang benar bahwa di dalam Roma Katolik ada Gereja Katolik Timur tetapi mereka secara pola pikir dan semangat sama seperti Roma Katolik. Mereka terikat pada hukum kanonik yang sama dengan Roma Katolik dan mereka tunduk pada otoritas Paus Roma. Mungkin mereka secara tradisi sama dengan Ortodoks Timur tetapi mereka secara semangat dan pola pikir adalah Roma Katolik. Mereka tidak sama dengan Ortodoks.”
Di atas adalah jawaban dari Romo Daniel Bambang merespon koreksi terbuka saya kepada Beliau. Menarik melihat bahwa Romo Daniel, dengan segala hormat, tidak memahami dan tidak mengerti tentang Gereja Katolik sehingga menekankan istilah “Kristen Roma Katolik” atau “Gereja Roma Katolik” sebagai istilah yang sesuai untuk Gereja Katolik. Gereja Katolik Timur, secara ekspresi teologi dan tradisi, lebih dekat dan lebih mirip dengan Ortodoks ketimbang dengan Katolik Roma. Gereja Katolik Timur mengimani semua dogma Katolik namun memahaminya berdasarkan teologi dan tradisi Timur mereka sendiri yang khas, bukan berdasarkan teologi dan tradisi Roma. Contoh sederhana adalah mengenai Dogma Maria Diangkat ke Surga. Dalam mengimani dogma ini, Gereja Katolik Roma menekankan pada Diangkatnya Maria ke Surga (Assumption) sementara Gereja Katolik Timur mengimani dogma ini pula tetapi menekankan pada Tertidurnya Maria (Dormition). Dari sini bisa terlihat bahwa ajarannya Katolik Timur dan Katolik Roma adalah sama tetapi ekspresi teologi dan tradisinya berbeda. Silahkan lihat East 2 West tentang pendekatan teologi dan tradisi terhadap dogma dan doktrin Gereja Katolik yang berbeda antara Katolik Roma dan Katolik Timur, namun memiliki inti ajaran yang sama.
Sementara itu, klaim Romo Daniel Bambang bahwa Gereja Katolik Timur terikat pada hukum kanonik yang sama dengan Katolik Roma juga adalah keliru karena Gereja Katolik Timur memiliki kitab hukum kanonik mereka sendiri yang berlaku untuk mereka sendiri, sementara Katolik Roma punya kitab hukum kanonik tersendiri pula. Kitab hukum kanonik Gereja Katolik Timur yang berlaku saat ini disebut Codex Canonum Ecclesiarum Orientalium (Kitab Kanonik Gereja-Gereja Timur). Sedangkan kitab hukum kanonik Gereja Katolik Roma yang berlaku saat ini disebut MCMLXXXIII Codex Iuris Canonici (Kitab Hukum Kanonik 1983). Isi antara kedua kitab hukum kanonik ini jelas berbeda satu sama lain.
Gereja Katolik Timur tidak tunduk pada Paus tetapi bersatu penuh dengan Paus, bahkan mengatakan “Katolik Timur berada di bawah Paus” juga kurang tepat. Setiap Gereja Katolik Timur memiliki kepala Gereja mereka masing-masing. Sebagian dari Gereja-gereja Katolik, kepala Gereja mereka yang baru harus mengonfirmasi ulang persatuan mereka dengan Paus. Gereja Katolik Timur adalah Gereja sui iuris, Gereja yang otonom (self-governing) dan Paus tidak punya otoritas langsung atas Gereja-gereja Katolik Timur ini.
Demikianlah artikel ini saya buat untuk mengoreksi pemahaman yang tidak tepat mengenai Gereja Katolik. Mungkin bagi orang terkenal seperti Romo Daniel dan bagi orang-orang lain di luar sana, artikel ini tidak terlalu penting dan tidak perlu terlalu diperhatikan. Tetapi, dalam ketaatan terhadap Gereja Katolik, koreksi ini perlu saya lakukan dan publikasikan agar kita tidak jatuh atau terpengaruh pada pemahaman yang salah mengenai Gereja Katolik. Sekali lagi, Istilah “Kristen Katolik Roma” atau “Gereja Katolik Roma” sama sekali bukan istilah yang tepat untuk menyebut atau menggambarkan Gereja Katolik karena mereduksi Gereja Katolik menjadi sekadar Gereja Katolik Roma saja.
Pax et Bonum. Indonesian Papist.
Berbagai artikel tentang Katolik Timur bisa dibaca di link ini.