Berdoa Bersama (sumber: worcesterdiocese.org) |
11 Februari 2012 lalu, di page Gereja Katolik, saya membuat sebuah status yang mengajak para fans page tersebut untuk berbagi kisah atau sharing mengenai kebiasaan doa di dalam keluarga mereka masing-masing. Ada beragam sharing dan kesaksian yang menarik dalam kotak komentar status tersebut. Sharing-sharing ini sendiri, berdasarkan opini saya, adalah tips-tips yang sudah terbukti dan dapat diterapkan di keluarga-keluarga Katolik yang hendak memulai kebiasaan berdoa bersama di dalam keluarga. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mendokumentasikan dan membagikannya di dalam blog pribadi ini. Berikut ini isi statusnya dan komentar-komentar yang saya dokumentasikan.
ISI STATUS:
It's time for sharing...Saudara-saudari seiman semua, mari kita berbagi kisah tentang kehidupan doa di dalam keluarga anda masing-masing. Entah itu kebiasaan doa Rosario sekeluarga, doa malam bersama dan lain-lain. Kisah dan cerita anda sedikit banyak tentu akan mendorong dan membantu keluarga-keluarga Katolik lainnya untuk memulai kehidupan doa keluarga yang baik.
Mungkin juga anda sekalian bisa berbagi kesulitan yang dihadapi selama menjalankan kebiasaan yang saleh ini dan bagaimana cara yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Bagi keluarga Katolik yang lain yang mengalami kesulitan dalam kehidupan doa di keluarga, semoga status sharing ini bisa bermanfaat bagi keluarga anda.admin Pax et Bonum
Sharing dari Eyang Ds:
Sahabatku menikah dengan pria non-Katolik, dia mendidik anak-anaknya sebagai katolik, tiap malam mereka (ibu & anak-anak) selalu berdoa malam bersama, kadang sang suami meledek, kok doanya itu-itu aja sih (Bapa kami, salam Maria), tapi kemudian yang terjadi adalah sang suami sekarang minta ikut pelajaran agama Katolik, alias ikut katekumen. Tuhan Maha Besar.
Sharing dari Septina Fransisca:
Sejak kecil saya dibiasakan orangtua saya (terutama ibu) untuk berdoa malam bersama dalam keluarga. Waktu itu sempat juga timbul rasa bosan, ngantuk, dsb. Tapi sungguh kebiasaan itu makin lama saya terima sebagai hal positif. Sekarang setelah saya berkeluarga, kebiasaan itu juga kami lanjutkan. Kebiasaan kami dalam berdoa yang memimpin selalu bergantian setiap hari, juga anak-anak yang masih kecil pun kami libatkan. Saya merasa bahwa doa-doa spontan yang disampaikan anggota keluarga kita adalah bentuk komunikasi. Dari doa-doa mereka saya mencoba memahami pula harapan-harapan mereka yang mungkin selama ini tersimpan. Ya, doa keluarga adalah sarana komunikasi dan pendidikan. Semoga semakin banyak keluarga memberi perhatian untuk kebiasaan ini. Sedikit kendala ketika malam hari kami masing-masing mempunyai jadwal kegiatan di jam doa malam. Namun kami berusaha mengaturnya untuk tetap bisa berdoa bersama.
Sharing dari Irmi Dion Diogo:
Dalam keluargaku setiap malam doa bersama sebelum tidur biasanya jam 21, semua dapat giliran pimpin doa dan kalau di lingkungan, pas bulan Mei dan Oktober setiap keluarga yang ketempatan bertanggung jawab memimpin doa rosario yang biasanya diadakan ibadat dengan membaca injil dan renungan, semuanya itu tanggung jawab keluarga yang bersangkutan, sekarang hampir setiap umat dapat memimpin ibadat terlebih membuat renungan dengan baik.
Sharing dari Dian Aprillina:
Kalau di keluarga kecil kami, saya dan suami membiasakan untuk doa malam bersama sebelum tidur sejak Nathan masih dalam kandungan. Dan kebiasaan ini berlanjut sampai saat ini Nathan berumur hampir 4 tahun dan sudah sekolah playgrup. Awalnya Nathan memang tidak bisa berpartisipasi karena keterbatasannya sebagai bayi. Setidaknya doa-doa kami seperti Bapa Kami, Salam Maria nyantol di otaknya, sehingga saat ini Nathan setiap ke gereja sudah bisa ikut berdoa Bapa Kami dan tidak asing dengan doa-doa. Karena di sekolahnya pun sudah diajarkan untuk bergantian memimpin doa di kelas, kebiasaan inipun terbawa sampai di rumah. Kalau doa malam, dia mau memimpin juga. Dan dengan "celoteh" anak kecilnya benar-benar membawa kami sebagai anak kecil kembali di hadapan-NYA dengan doa yang polos dan tidak "ribet".
Sharing dari Monica Sumilia Halim
Setiap malam mau tidur, anak saya yang kecil selalu mengajak doa, dan papanya bila tidak mau doa, pasti dipanggil terus, kebetulan papanya non-Katolik. Doanya pun spontan (setiap berdoa bergantian doanya) dilanjutkan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilah. Setelah selesai berdoa putri kami yang terkecil (2 tahun 8 bulan) kemudian memberi berkat, kepada papanya, bahkan sebelum dan sesudah berdoa, dia membawa tangan papanya membuat tanda salib. Anak saya yang umur 5,5 tahun pun sudah hafal doa Malaikat Tuhan dan saya juga membiasakan setiap pulang sekolah, anak dari yang terbesar 11 tahun, dan kedua 5,5 tahun harus berdoa ke Kapela untuk menyapa Yesus, kebetulan sekolahnya ada Kapelanya.
Sharing dari Diah Swasono
Saya dan keluarga membiasakan doa bersama menjelang tidur, yang pimpin pun bergiliran, anak-anak paling cuma doa Bapa Kami dan Salam Maria, tapi saya dan suami pastinya lebih panjang, sampai-sampai anak kami selalu berebut minta dia pimpin (karena kalau bapak ibunya udah pasti lama doanya) hehehe... Tapi akhirnya menjadi kebiasaan baik, sekarang yang TK selalu mengajak untuk doa bareng sebelum tidur, walau dia sudah kelihatan ngantuk sekali. Sebelum anak-anak lahir pun saya dan suami sudah doa bersama, dulu kami rindu mau punya rumah (maklum masih nebeng nebeng orang tua) akhirnya indah pada waktunya, Tuhan kabulkan doa kami, kami dapatkan rumah sesuai dengan tempat dan harga yang kami inginkan, walaupun dulu itu mustahil sekali rasanya punya rumah di komplek tersebut, karena terkenal mahal, suami sempet nyerah dan pesimis, tapi saya yakin pasti bisa, akhirnya dapat juga di internet rumah dijual cepat dengan harga miring, lokasi di tempat yang saya impikan!! Sungguh ajaib. Bahkan para tetangga sekitarnya pun tak tau kalau rumah itu dijual, mereka bilang kami beruntung mendapatkan rumah tersebut dengan harga yang benar-benar murah dan lokasi bagus. Puji Tuhan. God is so Good!
Sharing dari Tia Rahardhini
Kami sengaja memasang alarm untuk 3x malaikat Tuhan (Angelus) dan 1x Koronka. Tiap alarm berbunyi kami sengaja berseru , 'Angelus!' atau 'Koronka!', dan mengucapkan doa dengan bersuara hingga anak-anak lama-kelamaan hafal. Angelus pagi selalu diikuti dengan doa pagi yang dipimpin oleh ayah, dan diakhiri dengan Bapa Kami dan kemuliaan. Doa makan sesederhana mungkin, yang penting anak-anak tahu bagaimana untuk berterimakasih dan mengucap syukur pada Tuhan atas berkat hari ini. Mungkin pada awal mereka seperti menghafal saja, tapi bila kita terus mendampingi & memberi pemahaman tentang doa-doa itu, mereka akan paham. Yang penting mereka terbiasa untuk berdoa, menjalin relasi dengan Tuhan.
Menjelang tidur malam. Kami berdoa bersama. Kalaupun kadang anggota keluarga tidak lengkap (ada yang tidak hadir). Kami tetap berusaha melakukannya. Yang sangat mengharukan. Beberapa minggu yang lalu saya mengajak anak-anak Rosario bersama. Meski menahan kantuk, saya dan anak-anak berusaha menyelesaikannya. Terima kasih Tuhan. Engkau telah berkenan hadir dalam keluarga kecil kami. Berkati dan pimpinlah selalu keluarga kami. Semoga.
Sharing dari Eveline Ariefian
Kalau anak saya sebelum tidur (23 bulan) saya bimbing tangannya untuk membuat tanda salib dan saya genggam tangannya dengan posisi berdoa. Kemudian saya doakan doa singkat untuk memohon perlindungan Tuhan. Setelah berdoa biasanya saya nyanyikan lagu Bapa Kami sebelum ia tertidur karena bagi saya lagu Bapa Kami adalah kidung yang sangat indah sekaligus doa yang luar biasa karena diajarkan oleh Yesus sendiri. Terkadang kalau malam ia terbangun biasanya saya peluk dan saya nyanyikan Bapa Kami, tak lama ia akan terlelap kembali. Bahkan sering terkadang ia menangis tanpa sebab, saya nyanyikan lagu Bapa Kami ia kembali tenang.
Sharing dari Joan de Agness
Saya semenjak sakit jadi rajin berdoa bersama suami, mulai dari doa Angelus sampai Doa Malam dari peristiwa itu kami baru tersadar kami jarang meluangkan waktu untuk berdoa.
Sharing dari Andajanie Srie Redjekie
Doa adalah kekuatan iman dalam keluarga kami. Dalam suka dan duka, suasana tenang dan badai kami pasrahkan kepada kehendak Tuhan untuk memimpin. Kami tanamkan dalam kekuatan doa, TUHAN berkarya dalam diri kami masing-masing. Dengan IMAN pula kami dapat merasakan kehadiran Tuhan dengan segala rencanaNYA. Kami sangat bersyukur karena Tuhan slalu mendampingi kami dengan Roh KudusNYA.
Sharing dari Fransiskus Gunawan
Lima tahun lalu, tempat tinggal kami terendam 120 cm, & kami sangat khawatir, saya hanya berdoa “Yesus yang meneduhkan badai, kasihanilah kami. Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ... setiap hujan turun, dan Tuhan Yesus betul-betul baik. Tahun ini di tempat kami tidak banjir lagi. Syukur kepada Allah.
Pax et Bonum