Et in Spiritum Sanctum, Dominum et vivificantem: qui ex Patre Filioque procedit.Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra,And in the Holy Spirit, the Lord and giver of Life, Who proceeds from the Father and the Son.
Demikianlah kutipan dari Syahadat Nikea-Konstantinopel (atau yang kita kenal sebagai Syahadat Panjang) dari tiga bahasa; Latin, Inggris dan Indonesia. “Filioque Procedit” adalah sebuah frasa dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel yang begitu dipertentangkan oleh Ortodoks Timur. “Filioque Procedit” adalah tambahan terhadap Syahadat berbahasa Latin yang ditambahkan oleh Gereja Katolik Roma antara Konsili Toledo Ketiga atau Konsili Toledo Keenam (Antara tahun 589-653 M) untuk melawan bidaah Neo-Arianisme di Eropa. Tambahan ini untuk menegaskan keilahian Sang Putera Allah, Yesus Kristus, di hadapan kaum bidat Neo-Arian yang mengajarkan bahwa Sang Putera Allah adalah ciptaan yang pertama, tidak setara dengan Allah Bapa.
Sebenarnya telah banyak artikel yang dipublikasikan oleh orang Katolik untuk membela “Filioque Procedit” ini di hadapan orang-orang Ortodoks Timur dengan berdasarkan pada Kitab Suci dan Tradisi Apostolik. Tetapi di artikel ini, saya hendak mengajukan salah satu argumen yang jarang sekali digunakan oleh umat Katolik untuk membela “Filioque Procedit” ini. Argumennya adalah “Filioque Procedit” terbukti dengan jelas di Wahyu 22:1. Pertama-tama saya akan menunjukkan dulu sebuah ayat yang sering digunakan Ortodoks Timur untuk menolak “Filioque Procedit” ini. Saya akan mencantumkan dalam empat bahasa sekaligus. Bahasa Yunani dari Greek Bible, dan sisanya dari ekaristi.org.
Yohanes 15:26
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. (LAI – Terjemahan Baru)But when the Paraclete cometh, whom I will send you from the Father, the Spirit of truth, who proceedeth from the Father, he shall give testimony of me. (Douay Rheims)cum autem venerit paracletus quem ego mittam vobis a Patre Spiritum veritatis qui a Patre procedit ille testimonium perhibebit de me (Latin Vulgata)otan de elqh o paraklhtoV on egw pemyw umin para tou patroV to pneuma thV alhqeiaV o para tou patroV ekporeuetai ekeinoV marturhsei peri emou (Translit – Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)Οταν ἔλθῃ ὁ παράκλητος ὃν ἐγὼ πέμψω ὑμῖν παρὰ τοῦ πατρός, τὸ πνεῦμα τῆς ἀληθείας ὃ παρὰ τοῦ πατρὸς ἐκπορεύεται, ἐκεῖνος μαρτυρήσει περὶ ἐμοῦ: (Greek Bible)
Argumen Yoh 15:26 seringkali digunakan oleh Ortodoks Timur untuk menolak “Filioque Procedit”. Mereka berargumen bahwa Roh Kudus “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” dari Bapa, Putera lahir dari Bapa sementara Bapa tidak berasal/keluar tidak juga lahir dari Pribadi Ilahi yang lain. Ortodoks Timur kerap mengklaim bahwa “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” adalah terminologi teologis yang tidak dapat digunakan secara bebas, meskipun definisi yang tepat mengenai “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” adalah sebuah misteri teologis iman yang dalam. Singkat kata, Ortodoks Timur mengambil Yoh 15:26 sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Roh Kudus “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” dari Bapa saja. Kita harus mengatakan bahwa argumen skriptural Ortodoks Timur mengenai hal ini adalah invalid, sama seperti argumen Protestan untuk pembenaran melalui iman saja adalah invalid. Hanya karena Paulus berkata “kita dibenarkan oleh iman”, hal ini tidak berarti kita dibenarkan oleh iman saja. Demikian juga dengan Yoh 15:26.
Nah, mari kita melihat ke Wahyu 22:1, ayat kunci kita. Wahyu 22:1 menggunakan kata Yunani yang sama untuk “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” seperti yang digunakan dalam Yoh 15:26.
Wahyu 22:1
Καὶ ἔδειξέν μοι ποταμὸν ὕδατος ζωῆς λαμπρὸν ὡς κρύσταλλον, ἐκπορευόμενον ἐκ τοῦ θρόνου τοῦ θεοῦ καὶ τοῦ ἀρνίου. (Greek Bible)kai edeixen moi kaqaron potamon udatoV zwhV lampron wV krustallon ekporeuomenon ek tou qronou tou qeou kai tou arniou (Translit – Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)And he showed me a river of water of life, clear as crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb. (Douay Rheims)Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. (LAI – Terjemahan Baru)et ostendit mihi fluvium aquae vitae splendidum tamquam cristallum procedentem de sede Dei et agni (Latin Vulgata Katolik)
Di ayat ini, terbukti dengan eksplisit bahwa ada Sesuatu ( ie. Roh Kudus ) yang “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” dari Bapa dan Putera. Mengapa saya mengatakan “a river of water of life/sungai air kehidupan” ini adalah Roh Kudus? Mari kita melihat ke Injil Yohanes.
Yoh 7:38-39
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir sungai-sungai air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.He that believes in me [Jesus], as the scripture says: Out of his belly shall flow rivers of living water. Now this he said of the Spirit which they should receive who believed in him: for as yet the Spirit was not given, because Jesus was not yet glorified.
Bagi umat Katolik yang sering membela “Filioque Procedit” di hadapan Ortodoks Timur tentu akan merasa sangat bahagia karena apa yang ia bela ternyata memiliki landasan Kitab Suci yang kuat. Kiasan mengenai Roh Kudus ini terlalu unik dan menarik untuk diabaikan atau dianggap sebagai kebetulan. Dan mari kita berjalan-jalan lagi ke Kitab Suci Bahasa Yunani.
Yoh 7:38ὁ πιστεύων εἰς ἐμέ, καθὼς εἶπεν ἡ γραφή, ποταμοὶ ἐκ τῆς κοιλίας αὐτοῦ ῥεύσουσιν ὕδατος ζῶντος. (Greek Bible)o pisteuwn eiV eme kaqwV eipen h grafh potamoi ek thV koiliaV autou reusousin udatoV zwntoV (Translit – Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)Why 22:1Καὶ ἔδειξέν μοι ποταμὸν ὕδατος ζωῆς λαμπρὸν ὡς κρύσταλλον, ἐκπορευόμενον ἐκ τοῦ θρόνου τοῦ θεοῦ καὶ τοῦ ἀρνίου. (Greek Bible)kai edeixen moi kaqaron potamon udatoV zwhV lampron wV krustallon ekporeuomenon ek tou qronou tou qeou kai tou arniou (Translit - Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)
Menarik sekali bahwa kata Yunani untuk “air/ὕδατος” dan “sungai/ποταμοὶ” sama-sama hadir dalam kedua ayat tersebut, sementara kata Yunani untuk “kehidupan/ζῶντος” berasal dari kata Yunani untuk “hidup/ζωῆς”. Dan begitu mengagumkan lagi adalah bahwa Santo Yohanes Rasul, sang penulis Injil Yohanes, juga menulis Kitab Wahyu. St. Yohanes Rasul ternyata dengan jelas mengajarkan bahwa Roh Kudus “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” dari Bapa dan Putera.
Dan mari kita melihat juga ke Katekismus Gereja Katolik.
KGK 1137:
Wahyu santo Yohanes, yang dibacakan dalam liturgi Gereja, menyatakan pertama-tama: "Sebuah takhta terdiri di surga, dan di takhta itu duduk Seorang (Why 4:2): Allah "Tuhan" (Yes 6:1). Lalu Santo Yohanes melihat Anak Domba, yang kelihatan seperti "telah disembelih" (Why 5:6); itulah Kristus yang disalib dan bangkit, Imam Agung satu-satunya pada tempat kudus yang benar, yang serentak "berkurban dan dikurbankan, mempersembahkan dan dipersembahkan" (Liturgi santo Yohanes Krisostomus, Doa Syukur Agung). Akhirnya tampaklah "sungai air kehidupan, yang... mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta anak Domba" (Why 22:1) - salah satu lambang terindah untuk Roh Kudus.
1137 The book of Revelation of St. John, read in the Church's liturgy, first reveals to us, "A throne stood in heaven, with one seated on the throne": "the Lord God.” It then shows the Lamb, "standing, as though it had been slain": Christ crucified and risen, the one high priest of the true sanctuary, the same one "who offers and is offered, who gives and is given." Finally it presents "the river of the water of life . . . flowing from the throne of God and of the Lamb," one of most beautiful symbols of the Holy Spirit.
Bukti dari Katekismus Gereja Katolik menjadi alasan untuk menerima bahwa Wahyu 22:1 begitu jelas mengatakan bahwa Roh Kudus “berasal/keluar/proceeds/procedit/ ἐκπορεύομαι” dari Bapa dan Putera. Dengan demikian, ajaran “Filioque Procedit” itu alkitabiah dan sesuai dengan iman para rasul (dalam hal ini St. Yohanes).
Referensi: Nick's Catholic Blog