Pada abad keempat muncul bidaah (ajaran sesat) Helvidianisme yang dicetuskan oleh Helvidius. Helvidius keliru memahami kalimat dari Matius 1:25 yang menyatakan bahwa Yosef "tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki". Ia menyatakan bahwa penggunaan kata "sampai" oleh Matius menyiratkan bahwa sesudah Maria melahirkan, dia dan Yosef melakukan hubungan perkawinan biasa.
St. Hieronimus dengan mudah menggugurkan argumen itu dengan menunjukkan penggunaan lain dari kata "sampai" itu di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama Septuaginta. Beberapa di antaranya aneh hasilnya jika cara Helvidius membaca Matius 1:25 diterapkan: "Dan Mikhal binti Daud tidak mendapat anak sampai hari matinya" (2 Sam 6:23). "Dan sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi" (1 Sam 15:35). "Sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya sampai ia menjadikan hukum itu menang" (Mat 12:20). Tak satu pun dari ayat-ayat ini menunjukkan keadaan yang berubah sesudah istilah "sampai".
St. Hieronimus menuliskan pembelaannya akan dogma ini dalam bukunya berjudul Against Helvidius: The Perpetual Virginity of Mary 19 [A.D. 383]
Pembelaan lain akan dogma ini dapat anda temukan di link ini:
sumber tulisan di atas: Reason to Believe by Scott Hahn
Pax et Bonum