Yesus Sama dengan Kita
Kristus mengambil seluruh kodrat kita: ia mengambil jiwa manusiawi dan badan manusiawi. Ia menjadi manusia dengan sesungguhnya. Ia tidak gentar terhadap penghinaan. Perkataan Tuhan dapat menjelaskannya. Ia menjadi sama dengan seorang hamba (Fil 2:7). Ia begitu sama dengan kita, sehingga Ia membiarkan diri digoda ileh setan (Mat 4:3). Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Malahan Ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri; hanya Ia tidak berdosa (Ibr 4:15). Kristus tahu, bahwa dengan mengambil kelemahan kita, Ia lebih baik dapat menolong kita. Dengan cara itu Ia dapat menolong orang-orang yang terkena cobaan, sebab Ia sendiri pernah dicobai dan menderita (Ibr 2:18).
Kemanusiaan-Nya di dunia ini memang lemah dan hina, namun Ia suci; pada-Nya tidak terdapat kesalahan atau dosa apa pun; Ia sudah dipisahkan dari orang-orang berdosa (Ibr 7:26). Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh 1:29) tidak melakukan dosa.
Yesus masuk ke dalam umat kita
Putera Allah telah masuk ke dalam umat kita melalui perkandungan dan kelahiran. Dengan demikian Ia memanifestasikan persamaan-Nya dan ikatan-Nya dengan manusia. Ia dilahirkan dari seorang ibu manusiawi seperti setiap anak manusia. Memang, Yesus tidak malu mengaku mereka sebagai saudara-saudara-Nya. Ia menjadi sama dengan mereka dan hidup dalam keadaan manusia seperti mereka. Ia menjadi sama dengan mereka dalam segala hal (Ibr 2:11 , 14:17). Semuanya itu tidak boleh membuat kita lupa akan misteri-misteri yang menyertai kedatangan-Nya.
Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan dari Perawan Maria. Dalam rahim Maria terjadi rahasia-rahasia besar. Buah yang dibentuk di dalam rahim Maria tidak terjadi atas cara kodrati, tetapi terjadi oleh naungan Roh Kudus. Jadi apa yang terdapat di dalamnya adalah suci. Pada saat di mana di dalam rahim Maria terbentuk buah kodrat manusiawi, dengan badan manusiawi dan jiwa manusiawi, pada saat itulah terjadi inkarnasi, Putera Allah menjadi manusia.
Sumber: Aku Percaya art 3.I.4-5, RP. H. Embuiru, SVD.