Kaum Adventis sering menuduh bahwa Paus adalah Antikristus. Tuduhan ini juga sering dilontarkan oleh umat Islam dan beberapa denominasi Protestan. Mereka berargumen bahwa Paus adalah binatang yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu pasal 13. Ayat 1 menyatakan bahwa di kepala binatang itu tertulis “nama-nama hujat”. Ayat 18 menyatakan bahwa bilangan binatang itu adalah bilangan manusia dan bilangannya itu adalah Enam Ratus Enam Puluh Enam (666). Mereka berargumen bahwa Paus memiliki gelar Vicarius Filii Dei (Wakil Putera Allah). Gelar ini menurut mereka adalah penghujatan terhadap Allah karena Paus “mengambil” tempat Sang Putera Allah. Mereka juga menyatakan bahwa Vicarius Filii Dei apabila dijumlahkan menurut angka Latin/Romawi akan menghasilkan angka 666, yaitu bilangan binatang sang antikristus tersebut. Dengan demikian mereka berkesimpulan bahwa Paus adalah Sang Antikristus itu sendiri. Berikut cara penghitungannya.
V = 5
I = 1
C = 100
A = 0
R = 0
I = 1
U = V = 5 [U ditransliterasikan menjadi V]
S = 0
JUMLAH = 112
F = 0
I = 1
L = 50
I = 1
I = 1
JUMLAH = 53
D = 500
E = 0
I = 1
JUMLAH = 501
JUMLAH TOTAL = 666
Namun apakah benar Paus adalah Antikristus tersebut? Sebagai seorang Katolik tentu saja kita menjawab TIDAK BENAR. Lalu bagaimana kita berargumen untuk menyanggah tuduhan Adventis tersebut?
1. Argumen Pertama: Vicarius Filii Dei bukanlah gelar resmi Paus.
Gelar Resmi Paus berdasarkan Annuario Pontificio adalah (dalam bahasa Inggris), sumber gcatholic.com:
Bishop of Rome
Vicar of Jesus Christ
Successor of the Prince of the Apostles
Supreme Pontiff of the Universal Church
Primate of Italy
Metropolitan Archbishop of the Province of Rome
Sovereign of the Vatican City State Vatican City State
Servant of the Servants of God
Dari daftar di atas kita tidak melihat adanya “Vicarius Filii Dei” sebagai gelar resmi Paus, yang ada adalah Vicarius Iesu Christi / Vicar of Jesus Christ / Wakil Yesus Kristus.
Untuk bukti lebih lanjut saya tampilkan gambarnya.
Untuk bukti lebih lanjut saya tampilkan gambarnya.
Dari gambar Annuario Pontificio (Buku tahunan Kepausan) pada masa Pontifikat Venerabilis Paus Yohanes Paulus II di atas, kita tidak bisa menemukan “Vicarius Filii Dei” sebagai gelar Paus. Maka dengan demikian sebenarnya, argumen adventis telah gugur dengan adanya bukti ini.
2. Argumen kedua: Adventis menggunakan angka Latin/Romawi tapi mengabaikan aturan angka Latin/Romawi tersebut
Adventis dalam tuduhannya terhadap Paus, menggunakan angka Latin untuk menunjukkan Paus adalah Antikristus. Namun jika ditelaah lebih lanjut, Adventis mengabaikan aturan angka Latin demi memuaskan egonya untuk tetap berpegang pada pandangan Paus adalah Antikristus. Aturan tersebut adalah: angka kecil yang berada di depan angka besar akan mengurangi angka besar tersebut, bukan malah menambahkan.
Misalnya: IV=4 bukan 6 dan IX=9 bukan 11
Mari kita cek penjumlahan dari Adventis di atas dengan mengindahkan aturan angka Latin.
VICARIVS= VI (6) + C (100) + A (0) + R (0) + IV (4) + S (0) = 110
FILII = F(0) + IL (49) + II (2) = 51
DEI = D(500) + E (0) + I (1) =501
VICARIVS FILII DEI = 662
Nah, sangat jelas VICARIUS FILII DEI = 662 # 666
Lalu bagaimana dengan gelar resmi, Paus yang mirip dengan VICARIUS FILII DEI yaitu VICARIUS IESU CHRISTI.
VICARIVS = 110
IESV = I (1) + E(0) + S (0) + V(5) = 6
CHRISTI = C (100) + H(0) + R(0) + I (1) + S(0) + T(0) + I (1) = 102
VICARIUS IESU CHRISTI = 218
Sekali lagi, argumen Adventis gugur.
3. Argumen ketiga: Gelar resmi Paus, “Vicarius Iesu Christi” bukanlah hujatan terhadap Yesus Kristus.
Karena Vicarius Filii Dei bukanlah gelar resmi Paus, maka kita bisa mengabaikannya. Namun untuk mengantisipasi tuduhan berikutnya bahwa gelar resmi Paus, “Vicarius Iesu Christi”, adalah hujatan terhadap Tuhan Yesus Kristus, maka kita harus memahami gelar ini dalam terang ajaran Gereja berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Tuhan Yesus Kristus tentu tidak ingin domba-domba-Nya tercerai berai. Dia menghendaki agar domba-domba-Nya menjadi “satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh 10:16). Tuhan Yesus memang Gembala yang Baik (Yoh 10:11,14). IA adalah Gembala yang rela memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya. Namun kebaikan Sang Gembala ini tidak sampai di sana saja. Setelah kebangkitan-Nya sebelum kenaikan-Nya ke Surga, IA mendelegasikan penggembalaan-Nya kepada Pemimpin Para Rasul, St. Petrus.
Yoh 21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Yoh 21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Yoh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Dengan mendelegasikan penggembalaan ini kepada St. Petrus, Tuhan Yesus Kristus sebenarnya membawa domba-domba-Nya menjadi Satu Kawanan (Gereja) dengan Satu Gembala (Yesus melalui Wakil-Nya, Petrus).
Pendelegasian ini sekaligus juga mempertegas pernyataan-Nya dalam Injil menurut Matius.
Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah KEFAS dan di atas KEFAS ini Aku akan mendirikan GEREJA-KU dan alam maut tidak akan menguasainya.
Maka tepatlah yang dikatakan oleh Bapa Gereja St. Ambrosius, Uskup Milan:
“Ubi Petrus, Ibi Ecclesia - Di mana ada Petrus, di situlah Gereja”
"Where Peter is, there is the Church" Ambrose, Commentary on the Psalms, 40:30 (AD 395).
"Where Peter is, there is the Church" Ambrose, Commentary on the Psalms, 40:30 (AD 395).
Pertanyaan yang mungkin muncul:
“Lalu dimana posisi Paus? Tidak ada dukungan Kitab Suci bahwa Paus layak disebut Wakil Yesus Kristus.”
Jawaban:
Paus adalah Pengganti Petrus dan Paus menerima jabatan yang sama dengan Petrus, yaitu Wakil Yesus Kristus.
Kita dapat bertanya, mengapa Yesus mengangkat Petrus menjadi Gembala dari Para Domba-Nya jika IA tidak menghendaki jabatan itu diteruskan dalam Gereja? Seolah-olah generasi selanjutnya sudah tidak begitu memerlukan bimbingan dibanding generasi perdana.
Sebenarnya malah, generasi selanjutnya yang memerlukan lebih banyak bimbingan. Yesus melakukan hal ini sekali lagi karena Ia menginginkan domba-domba-Nya menjadi satu kawanan dengan satu gembala.