Cintailah kehidupan ini karena dengan adanya kehidupan maka dunia masih ada harapan untuk tumbuh, berkembang dan keberadaannya tetap ada.
Setiap orang dipanggil untuk hal itu termasuk saya dan Anda semua.
Sayang panggilan pada cinta pada kehidupan ini kadang sudah “terabaikan” terutama bagi mereka yang merasa tidak memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan kehidupan di dunia ini.
Setiap orang dipanggil untuk hal itu termasuk saya dan Anda semua.
Sayang panggilan pada cinta pada kehidupan ini kadang sudah “terabaikan” terutama bagi mereka yang merasa tidak memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan kehidupan di dunia ini.
Banyak orang lupa kalau “keberadaan” mereka juga karena cinta.
Cinta yang pertama diberikan oleh Allah dengan memberi media bernama dunia dengan segala fasilitas yang ada untuk mencukupi keberlangsungan hidup manusia, lalu cinta dari manusia pertama yang “merelakan” diri menjadi tempat penyemaian “bibit-bibit” manusia baru hingga sampai pada manusia jaman sekarang ini.
Cinta yang melandasi semua hal ini, cinta yang tercurah sampai habis agar kehidupan manusia bisa terus berlangsung, maka panggilan mencintai kehidupan itu saat ini dikumandangkan lagi karena banyak orang yang lupa mencintai kehidupan ini.
Perusakan ada dimana-mana bukan hanya perusakan alam dan lingkungan tetapi juga perusakan akan kehidupan manusia baru, banyak kemudahan-kemudahan yang dilegalkan untuk mengakhiri kehidupan baru yang kadang belum merasakan keindahan dunia ini. Banyak “pembantaian” dilakukan dengan banyak alasan yang berbeda pula yang pasti demi “melepas” tangung jawab akan keberadaan kehidupan baru ini.
Pembantaian ini disadari bahkan dengan akal sehat dan dianggap biasa dalam kancah kehidupan ini.
Jika manusia telah begitu tega membantai kehidupan “kecil” yang tidak bersalah ini terjadi, bagaimana dengan mareka yang dianggap berbahaya dan mengancam keberlangsungan orang itu???
Tentu pembantaian akan terjadi lebih hebat lagi seperti kasus yang belum lama ini terjadi yaitu kasus bom di Jakarta.
Pembantian dengan alasan demi……., yang sebenarnya adalah tindak kejahatan yang tidak bisa dimaafkan karena menyangkut keberadaan dan keberlangsungan hidup orang lain, kalau pembantaian seperti bom itu mudah dilihat dan diadili lalu bagaimana dengan pembantaian kehidupan yang “tersembunyi” seperti aborsi????
Pembantaian kehidupan dengan cara aborsi sering terjadi disekitar kita tapi kita kadang tidak tahu keberadaanya karena pelaksanaan pembantaian memang sangat rapi bahkan dilakukan pribadi-pribadi yang kadang hidup diantara kita dan cara pembantaiannya pun tidak kalah rapi yang sulit dilihat oleh mata mansuia.
Ini seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu dan saya ketahui pada saat saya sedang makan malam. Pada saat saya makan di warung, warung itu juga menjual “jamu-jamu” dan sewaktu saya makan ada seorang pemuda yang datang dan terjadi tawar menawar dengan pemilik warung itu. Barang yang dijual berupa “pil” berjumlah tiga dengan harga Rp35.000,00. Saya tidak tahu pil apa itu dan setelah pemuda itu pergi, saya menanyakan pada Ibu penjual jamu itu. Ibu menjawab kalau pil itu adalah pil untuk menggugurkan kandungan yang berumur sekitar 3 minggu an. Ibu itu bahkan menjelaskan jenis-jenis pil yang ada dan pil yang dari perusahaan……..lebih manjur dibanding pil dari prusahaan lain tapi harganya lebih mahal.
Anehnya ibu itu malah menawari saya kalau membutuhkan pil itu. Lalu saya tanya,” apakah sering ada yang cari pil itu”. Ibu itu menjawab,”sering mas, anak-anak muda yang biasanya cari untuk pacarnya yang mentruasinaya terlambat”.
Sambung saya,” ada anak sekolah bu yang beli?”.
Ibu menjawab,”gak tahu mas karena gak pakai seragam sekolah tapi anak-anak yang masih kecil ada yang beli pil ini”.
Lalu saya membayar makanan dan meninggalkan tempat makan itu dengan tak lupa mengucapkan terima kasih pada keterangan ibu itu.
Inlah kenyataan hidup ini, banyak pembantaian kehidupan baru yang dilakukan oleh mereka yang “kepepet” situasi dan keadaan karena belum siap untuk memiliki anak tetapi sudah berani melakukan hubungan badan yang resikonya menghasilkan kehidupan baru, akhirnya jalan pintas untuk mengakhirinya, ya dengan aborsi dan karena aborsi dokter sulit serta butuh biaya mahal ya yang paling cepat minum pil atau obat-oabtan yang dijual di “pasaran” Ironis memang jalan kehidupan ini.
Banyak orang telah membunuh pengharapan hidup dari bayi-bayi kecil dalam kandungan yang belum merasakan panas dan dinginnya alam dunia yang disediakan Allah untuknya karena “dibantai” oleh orang tua mereka sendiri.
Akan jadi apa kehidupan ini jika “pembantian-pembantiaan” itu terus terjadi???
Dunia lambat tapi pasti akan masuk dalam kehancuran karena matinya nurani akan cinta terutama cinta pada kehidupan.
Orang hanya jatuh pada nafsu kegembiaraan sesaat dan bukan jatuh pada cinta yang menghidupkan, andaikan keberanian mengambil resiko akan apa yang dilakukan itu ada maka dunia masih bisa diselamatkan.
Agama yang menjunjung tinggi kehidupan kadang juga tidak menolong kehidupan baru ini.
Saya baru saja mendengar cerita kalau ada aktifis gereja yang rela dan menganjurkan agar janin dalam kandungan anaknya digugurkan karena anak itu masih kuliah.
Ironis sekali aktifis gereja menjadi motor dari pembantaian cucunya sendiri.
Rasa malu telah menutupi nurani untuk menjaga kehidupan.
Jika hak ini dibiarkan maka tak lagi ada bobot dari yang namanya “agama” dan “keimanan” itu akan mati karena iman tidak “diamini” tapi “diemohi”.
Dunia sedang mengalami masa “pembusukan” akan cinta dan iman dan hal ini lambat laun akan melumpuhkan harapan.
Untuk mengatasi semua ini, marilah kita berdoa kepada Allah agar kesadaran cinta kepada kehidupan ini kembali ditumbuhkan dan setiap orang menjunjung tinggi martabat kehidupan ini sehingga dunia bisa terselamatkan dan kehidupan bisa terus berlangsung dengan terus berusaha mencari penyelesaian akan kasus ini terutama dengan mempengaruhi orang lain untuk berani melakukan perubahan untuk mencintai kehidupan.
Masalah ini tidak bisa hanya dihadapi dengan satu tangan tapi harus dengan banyak tangan yang berani bergandengan untuk menjadikan semua baik dan berjalan pada rel yang namanya cinta dan kami akan memulai dari rumah bernama domus karitais untuk menyuarakan cinta kehidupan ini.
Semoga Allah memberkati semua yang menjunjung harapan akan cinta pada kehidupan.
Salam dalam cinta menjunjung tinggi martabat kehidupan dengan melawan pembantaian kehidupan terutama pada janin-janin yang tidak berdosa.
Salam dalam kebersamaan membangun dunia baru.
Lawan aborsi dan selamatkan kehidupan.
Petrusp